Liburan bersama teman-teman adalah hal yang sangat menyenangkan, apalagi jumlah anggota yang ikut lebih ramai. Berawal dari ajakan salah satu teman kampus untuk berkunjung ke daerahnya yang berada di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Ajakan tersebut sontak menjadi pembicaraan yang hangat dan mendapat persetujuan dari teman-teman. Tidak tanggung-tanggung, perjalanan liburan tersebut ditetapkan pada hari jumat, empat hari setelah hari disaat perencanaan.
Satu hari sebelum keberangkatan, keributan di grup media sosial pun tidak bisa dihindarkan. Separuh dari teman-teman yang akan liburan bersama-sama mendadak memutuskan tidak bisa ikut. Berbagai alasan dilontarkan untuk mendukung keputusan mengapa tidak bisa bergabung. Mulai dari tidak diizinkan orang tua, ada acara keluarga, lagi kurang sehat, perjalanan terlalu jauh, musim hujan, besok masih kuliah dan lain-lainya menjadi senjata agar tidak disalahkan.
Sebenarnya, melihat keadaan memang tidak memungkinkan untuk melakukan liburan, apalagi perjalanan yang ditempuh jauh. Keadaan hujan yang sering terjadi akhir-akhir ini dan belum lagi kalau besok masih ada mata kuliah seharusnya juga mesti menjadi pertimbangan. Namun dikarenakan perjalanan tersebut sudah disepakati bersama, kami pun harus nekat meninggalkan mata kuliah dan siap menerima risiko yang akan terjadi.
Liburan pun dilaksanakan. Lokasi tujuan yang akan menjadi kunjungan utama adalah Pantai Temajuk yang terletak di Kabupaten Sambas dan berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia. Perjalanan kami dimulai dari kota Pontianak dengan menggunakan kendaraan beroda dua. Didalam perjalanan kami harus saling menunggu dan tidak ada saling mendahului untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Ketika sampai di Kota Singkawang, kami memutuskan untuk berhenti sekaligus mengisi kampung tengah yang sudah mulai tidak bersahabat. Perjalanan kami lanjutkan kembali dan berhenti kembali di daerah Pemangkat untuk melaksanakn Sholat Jumat.
Memasuki daerah Sambas, sesekali terlihat gapura wisata dipinggiran jalan. Seperti wisata Tanjung Batu, Danau Sebedang dan Tugu Jeruk Sambas yang merupakan jeruk andalan Kalbar. Cuaca yang semula panas mendadak menjadi hujan dan mengakibatkan kami berhenti sejenak menggunakan jas hujan. Hujan bukanlah alasan kami untuk tidak melanjutkan perjalanan. Rasanya belum lama perjalanan kami, tiba-tibah cuaca berubah menjadi panas. Mungkin ini yang dinamakan hujan lokal, hanya titik tertentu saja yang dituruni hujan. Lagi-lagi kami harus berhenti melepaskan jas hujan kami.
Rasanya kurang sah kalau berkunjung ke Sambas kalau tidak mampir ke Keraton Sambas. Kami pun menyempatkan diri sekaligus istirahat sejenak untuk memulihkan tenaga. Keraton yang terletak di tiga simpang sungai ini adalah bukti sejarah tentang keberadaannya Sambas dan memiliki banyak peninggalan sejarah. Ketika berkunjung kesini, selain bisa melihat peninggalan kerajaan tetapi juga bisa bertanya mengenai tentang Keraton Sambas.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 15.00 wib. Kami pun harus melanjutkan perjalanan kembali. Perjalanan kali ini lebih terasa susahnya. Penyeberangan pertama kami adalah melewati sungai Sambas dengan menggunakan kapal ferri. Rasanya kurang pas kalau hanya menunggu terdiam hingga sampai di seberang. Akhirnya kami memutuskan untuk secara diam-diam naik diatas dek kapal. Ternyata pemandangan disini sangat keren untuk dinikmati. Dari atas sini akan lebih leluasa untuk menikmati panjangnya sungai Sambas dengan tepian yang masih lebat pepohonan. Disisi lain, kesibukan masyarakat dan lalu lalangnya transporatasi air yang masih tradisional juga menambah keunikan tersendiri.
Semakin jauh menyusuri perjalanan, semakin terasa keagungan Sang pencipta alam semesta. Hamparan sawah padi yang menghijau dan diterpa jingganya langit ketika senja, menjadikan perjalanan kami semakin penuh makna. Makna akan liburan yang mungkin saja tidak akan terulang dengan orang yang sama ataupun dengan waktu dan tempat yang sama. Perjalanan kami harus berhenti di Desa Sebubus dan menginap dirumah teman yang menjadi pemandu perjalanan ini. Disini kami habiskan waktu untuk bersenda gurau sekaligus memulihkan tenaga kami untuk persiapan perjalanan besok.
'Selamat pagi Paloh'. Status pertama di pagi ini. Rasanya kurang afdol kalau belum memberikan kabar terhangat di facebook. Aku dan yang lainnya pun ditandai dari status tersebut, bukti bahwa kami sekarang berada jauh dari ibu kota provinsi. Kami sangat bersyukur dengan adanya sinyal telepon seluler disini. Walaupun berada jauh dari perkotaan, tetapi masih bisa di jangkau. Menghirup udara pagi disini sungguh sangat terasa segar dan tentunya juga jauh dari kebisingan.
Akhirnya sampai juga semua rombongan di seberang dengan selamat, hehehe. Jalan yang kami lalui sekarang adalah jalan dengan timbunan tanah kuning. Sebenarnya ada jalan lain, yaitu jalur pantai. Namun, jalan tersebut hanya bisa dilalui ketika air laut sedang surut. Baru saja memulai perjalanan, hembusan hujan beserta angin memaksa perjalanan kami harus dihentikan. Berteduh di warung sekaligus menikmati segelas kopi panas adalah pilihan yang tepat. Setelah menunggu dengan waktu yang cukup lama, akhirnya hujan yang semulanya lebat berubah menjadi gerimis. Kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jas hujan yang telah dibawa. Akibat hujan yang sangat lebat, membuat jalan terasa sangat licin. Belum lagi jalan-jalan yang berlubang serta berlumpur tentunya menghambat motor kami untuk melaju kencang. Hujan lebat kembali turun yang seakan-akan mempermainkan perjalanan kami. Jangkauan jarak pandang mata kami pun terhadap jalan semakin berkurang. Satu dua motor dari kami tumbang diatas jalan yang licin dan berlubang. Karena lebatnya hujan yang berkepanjangan, membuat badan kami terasa dingin walapun sudah menggunakan jas hujan. Bahkan sebagian dari pakaian kami dan barang bawaan kami tidak luput terkena air hujan. Ini adalah risiko yang harus kami terima karena liburan pada saat yang tidak tepat, saat musim hujan.
Keajaiban tiba ketika kami akan sampai di Tugu Garuda. Hujan perlahan-lahan reda meskipun dengan suasana awan yang masih mendung. Kami merasa sangat beruntung karena dengan cuaca yang mendukung akan memudahkan kami untuk menikmati dan mengabadikan momen di Tugu Garuda ini.Tidak membuang-buang waktu, kami semuanya pun langsung melepaskan jas hujan dan mengambil posisi yang pas untuk berfoto. Karena serunya berfoto-foto, membuat kami terlengah akan hadirnya awan hitam yang pekat menghampiri. Sontak semuanya kembali ke motor masing-masing dan menggunakan kembali jas hujan.
Perjalanan kami pun kembali di landa hujan. Hujan kali ini rasanya jauh lebih deras di bandingkan sebelumnya. Beberapa bahan makanan jatuh ketanah akibat kardus yang digunakan sudah tidak sanggup untuk menahannya. Hal yang tidak diinginkan pun terjadi pada kendaraan anggota kami. Akibat adanya motor yang mogok mengharuskan kami untuk saling menunggu.
Akhirnya kami sampai ditujuan utama kami. Hujan lebat yang barusan terjadi ternyata tidak bertahan lama. Raut wajah teman-teman terlihat cerah dibandingkan sebelumnya yang hanya terlihat pucat akibat berada lama dibawah guyuran hujan. Setelah menyimpan barang, kami pun langsung menuju Kepantai Temajuk yang berada tidak jauh dari tempat penginapan. Hamparan pasir yang halus dan jernihnya air laut membuat kami betah untuk berlama-lama disini. Karena yang berada di pantai ini hanya kami saja, rasanya pantai ini adalah milik kami. Setelah puas bermain dipantai, satu persatu diantara kami bergegas untuk pulang ke penginapan. Perjalanan selanjutnya adalah ke Teluk Melano. Merupakan tempat wisata yang berada di negara Malaysia dan untuk berkunjung kesana mesti memperoleh izin dari masing-masing penjaga perbatasan (Indonesia dan Malaysia).









Comments
Post a Comment