Akhinrya, keinginan untuk berkunjung ke negara Malaysia kesampaian juga. Walaupun hanya sekedar berkunjung didaerah perbatasan dan dengan waktu yang sebentar saja, tidaklah mengapa. Setidaknya diri ini pernah menginjakkan kaki di negara tersebut. Kunjungan ke perbatasan Malaysia tepatnya didaerah Telok Melano merupakan lanjutan wisata kami setelah mengunjungi Pantai Temajuk. Berbeda dengan Pantai Temajuk, Pantai Telok Melano dihimpit oleh bukit-bukit yang membuat pantai tersebut membentuk sebuah teluk. Disisi lain, keunikan dari pantai ini adalah anda akan menemukan batu hijau yang menghampar di sebagian pantai Telok Melano. Batu tersebut berwarna hijau bukan karena aslinya memang begitu, melainkan disebabkan lumut-lumut hijau yang menempel dibatu tersebut.
Perjalanan kami benar-benar terasa lengkap setelah mengunjungi tempat ini. Setelah puas menikmati keindahan alam dan hari yang sudah sore, kami pun memutuskan untuk kembali ke negara asal kami, Indonesia tercinta. Waktu yang ditempuh tidak terlalu lama, kurang lebih sekitar 15 menit akan sampai di gerbang perbatasan. Eits ingat, jangan pikir semua jalan di Malaysia sudah diaspal mulus seperti yang kita ketahui bersama. Jalan yang kami lalui setelah melewati pos penjagaan Malaysia menuju ke gerbang Indonesia adalah masih berupa tanah kuning. Keadaan hujan yang cukup deras sebelumnya membuat jalan terasa licin dan belum lagi keadaan jalan yang menanjak dan menurun mengharuskan kami untuk lebih berhati-hati.
Akhirnya sampai juga di gerbang perbatasan Indonesia. Rasanya kurang lengkap jika tidak mengabadikan momen ditempat ini. Kami pun mengeluarkan alat ajaib, yaitu sebuah alat yang bisa mengabadikan sebuah momen. Apalagi kalau bukan sebuah kamera. Untuk mengambil posisi dan view yang bagus, kami pun harus rela mengantri untuk menunggu giliran di jepret. Ketika sedang asiknya berfoto, seorang teman kami datang tergesa-gesa dan berteriak dari jarak yang jauh. Suara yang masih kurang jelas membuat kami saling bertanya apa yang disampaikannya. Yang terdengar jelas hanya nama seorang teman seperjalanan kami. Ternyata, salah seorang teman kami yang bernama Jack mengalami kecelakaan di jalanan. Pantasan saja mereka belum tiba dari tadi. Tanpa menunggu komando, kami semua pun memutar kendaraan motor dan bergegas menuju kelokasi kejadian.
“ada apa ini? “ tanya dari kami yang baru sampai dilokasi kejadian.
“ Jack jatuh dari motor dan sampai sekarang masih pingsan” sahut dari teman yang berada di lokasi kejadian.
Melihat kejadian seperti itu, sebagian teman-teman sudah kelihatan pada panik. Keadaan sekitar yang ditumbuhi banyak pohon lebat dan hari yang sudah sore membuat suasana terasa angker. Dibalik kepanikan tersebut, ternyata ada hal yang terlupakan. Teman yang berboncengan dengan jack ternyata keadaannya baik saja. Tidak sedikitpun mengalami luka apalagi pinsan. Kami pun mulai mengintrogasi dia bagaimana bisa terjadi seperti ini. Dia mengatakan kalau kejadian tersebut dikarenakan adanya lubang dijalanan yang membuat motor hilang kendali. Mungkin masih banyak yang bertanya kenapa hanya hal sepele seperti itu bisa membuat seorang cowok langsung pinsan? Wajar saja, Hal ini dikarenakan perjalanan kami memang sangat jauh dan belum lagi waktu istirahat yang sedikit serta keadaan cuaca yang tidak mendukung. Sehingga hal tersebut bisa saja terjadi dikarenakan keadaan tubuh yang kurang sehat.
Alhamdulillah, ternyata pingsannya tidak terlalu lama. Sekarang Jack mulai sadar dan berusaha untuk duduk. Dengan keadaan jack yang mulai membaik, mengharuskan kami untuk segera keluar dari negara tetangga ini dan pulang ke penginapan. Kami pun menyuruh teman yang diboncenginya untuk membawa motor. Tetapi apa mau di kata, ternyata teman yang diboncenginya tidak bisa mengendarai sepeda motor. Sontak hal tersebut menjadi bahan gurauan kami.
“Kamu itu calon suami, bagaimana nanti kamu akan membawa jalan istrimu?” tanya seorang teman sambil tertawa-tawa.
Tanpa menunggu lama, yang menjadi objek gurauan langsung menjawab “Tidak mesti menggunakan sepeda motor juga kali, nanti aku kan menggunakan mobil. Lebih enak kan”.
Suara tertawa kembali pecah setelah mendengar jawabannya. Aku rasa itu jawabannya yang tepat untuk menghindari gurauan dari teman-teman. Tanpa menunggu lama, motor kami satu persatu mulai maju dan meninggalkan lokasi kejadian.
Ternyata rasa simpati untuk si Jack hanya bertahan dilokasi kejadian saja. Dipenginapan, peristiwa yang dialami Jack tadi sore menjadi bahan gurauan dan menjadi tawaan kami bersama. Banyak hal yang menjadi sumber tawa, mulai dari paniknya teman-teman dengan keadaan jack, teman yang tidak bisa mengendarai sepeda motor, adanya sebagian teman-teman yang tidak sempat berfoto di gerbang perbatasan, hingga kondisi muka Jack yang pucat ketika siuman pun dianggap lucu oleh teman-teman. Memang selalu saja ada hal bisa ditertawakan.
Di tengah riuhnya suara tawa, Jack langsung memberikan tanggapan terhadap apa yang dialaminya. “Aku sangat bangga bisa pingsan dinegara Malaysia dikarenakan berpetualang bersama kalian. Dan kalian tidak memiliki oleh-oleh ketika berkunjung ke negara Malaysia, sedangkankan aku memiliki oleh-oleh berupa luka di lutut. Luka ini akan menjadi kenangan bahwa aku sempat pinsan dan meneteskan darah di negara tetangga. Jujur, aku tidak menyesal sedikitpun terhadap apa yang aku alami”.
Jack langsung tertawa setelah mengucapkan hal tersebut. Kemudian diikuti dengan suara tawa kami semua. Beginilah pertemanan. Tidak ada yang merasa tersinggung ketikan diri menjadi objek gurauan. Karena kita semua mengerti, gurauan tersebut hanyalah cara untuk membuat suasana lebih terasa hidup.
Comments
Post a Comment