Taman Laut 17 Pulau Riung merupakan gugusan pulau-pulau yang besar dan kecil terhampar memanjang dari Toro Padang di sebelah barat hingga Pulau Pangsar di sebelah Timur. Keseluruhan dari pulau-pulau tersebut hampir tidak dihuni oleh manusia. Lokasi Taman Laut 17 Pulau Riung berada di Kecamatan Riung yang meliputi lima desa, yaitu: Sambinasi, Nangamese, Benteng Tengah, Tadho dan Lengkosambi.
Untuk tiba ke sini dapat ditempuh melalui jalan bukit berliku dan aspal sempit yang naik turun. Terkadang, pengunjung harus menepis rasa ngeri merayap jalanan di tepi jurang. Akan tetapi, apa yang menunggu di sana nantinya adalah keelokan yang “memukau” sanggup membuai siapapun.
Riung masih tersembunyi dari keramaian. Hanya wisatawan mancanegara tanpa kemeja yang masih sering terlihat hilir mudik di kota kecil ini. Mereka nampaknya baru setengah jalan menikmati agenda petualangan di salah satu taman laut terbaik di Flores. Sungguh jauh mereka dari kampung halaman di negeri empat musim sana. Tapi keramahan penduduk yang polos membuat suasana seperti di lingkungan mereka yang lebih lengang, tak seperti Jakarta atau Surabaya, apalagi Bali.
Sekilas, Riung seperti kota kecamatan yang tak mau disentuh keramaian. Nyatanya, memang demikian karena akses yang begitu jauh dan menantang, melewati bukit berlipat-lipat yang juga hampir melebihi kata “memukau”. Di salah satu bagian perjalanan menuju Riung dari Bajawa di tepi selatan, kerumunan bukit tundra hijau yang ditumbuhi beberapa pohon lontar seolah kue ulang tahun, memberi sensasi saat bahagia itu terasa.
Masyarakat pesisir pantai Riung dihuni masyarakat Oting Bajo yang sebagian besar terkenal sebagai penghuni lautan di Nusantara. Mereka tak banyak memperlihatkan diri selain di lingkungan perumahan di tepi pantai dan area dermaga Riung yang sunyi. Sebagian masyarakat lainnya bercocok tanam lahan kering dan juga membuka usaha homestay bagi pengunjung.
Di balik kesunyian dermaganya yang menjadi tempat berlabuhnya belasan perahu nelayan Bajo, terdapatlah kawasan wisata laut yang dikenal sebagai Tujuh Belas Pulau. Kawasan ini merupakan kumpulan pulau-pulau kecil yang terdiri dari 20 lebih pulau yang indah. Nama “tujuh belas” digunakan agar mudah diingat karena nilai sakral 17 bagi negeri kita (Red: Hari Kemerdekaan Republik Indonesia).
Nama pulau-pulau yang ada di sini adalah: Pulau Ontoloe (terbesar), Pulau Pau, Pulau Borong, Pulau Dua, Pulau Kolong, Pulau Lainjawa, Pulau Besar, Pulau Halima (Pulau Nani), Pulau Patta, Pulau Rutong, Pulau Meja, Pulau Bampa (Pulau Tampa atau Pulau Tembang), Pulau Tiga (Pulau Panjang), Pulau Tembaga, Pulau Taor, Pulau Sui dan Pulau Wire. Kawasan darat wilayah ini merupakan hutan kering dimana hampir seluruh pesisir pantainya ditumbuhi pohon bakau.
Apa fauna yang hidup di sini? Ada beragam hewan khas yaitu: komodo, biawak timor, ayam hutan, musang, kera, landak, rusa timor, kuskus, buaya, elang, bluwok, bangau putih, burung nuri, tekukur, burung wontong atau burung gosong, dan kelelawar bangau hitam, dan burung perkici dada kuning.
Di bawah lautnya Anda akan menemukan mawar laut melambai-lambai memesona. Apa yang Anda nanti lihat itu sebenarnya merupakan kumpulan telur kelinci laut raksasa yang terikat oleh lendir dan membentuk rumbaian berwarna merah menyala.
Untuk tiba ke sini dapat ditempuh melalui jalan bukit berliku dan aspal sempit yang naik turun. Terkadang, pengunjung harus menepis rasa ngeri merayap jalanan di tepi jurang. Akan tetapi, apa yang menunggu di sana nantinya adalah keelokan yang “memukau” sanggup membuai siapapun.
Riung masih tersembunyi dari keramaian. Hanya wisatawan mancanegara tanpa kemeja yang masih sering terlihat hilir mudik di kota kecil ini. Mereka nampaknya baru setengah jalan menikmati agenda petualangan di salah satu taman laut terbaik di Flores. Sungguh jauh mereka dari kampung halaman di negeri empat musim sana. Tapi keramahan penduduk yang polos membuat suasana seperti di lingkungan mereka yang lebih lengang, tak seperti Jakarta atau Surabaya, apalagi Bali.
Sekilas, Riung seperti kota kecamatan yang tak mau disentuh keramaian. Nyatanya, memang demikian karena akses yang begitu jauh dan menantang, melewati bukit berlipat-lipat yang juga hampir melebihi kata “memukau”. Di salah satu bagian perjalanan menuju Riung dari Bajawa di tepi selatan, kerumunan bukit tundra hijau yang ditumbuhi beberapa pohon lontar seolah kue ulang tahun, memberi sensasi saat bahagia itu terasa.
Masyarakat pesisir pantai Riung dihuni masyarakat Oting Bajo yang sebagian besar terkenal sebagai penghuni lautan di Nusantara. Mereka tak banyak memperlihatkan diri selain di lingkungan perumahan di tepi pantai dan area dermaga Riung yang sunyi. Sebagian masyarakat lainnya bercocok tanam lahan kering dan juga membuka usaha homestay bagi pengunjung.
Di balik kesunyian dermaganya yang menjadi tempat berlabuhnya belasan perahu nelayan Bajo, terdapatlah kawasan wisata laut yang dikenal sebagai Tujuh Belas Pulau. Kawasan ini merupakan kumpulan pulau-pulau kecil yang terdiri dari 20 lebih pulau yang indah. Nama “tujuh belas” digunakan agar mudah diingat karena nilai sakral 17 bagi negeri kita (Red: Hari Kemerdekaan Republik Indonesia).
Nama pulau-pulau yang ada di sini adalah: Pulau Ontoloe (terbesar), Pulau Pau, Pulau Borong, Pulau Dua, Pulau Kolong, Pulau Lainjawa, Pulau Besar, Pulau Halima (Pulau Nani), Pulau Patta, Pulau Rutong, Pulau Meja, Pulau Bampa (Pulau Tampa atau Pulau Tembang), Pulau Tiga (Pulau Panjang), Pulau Tembaga, Pulau Taor, Pulau Sui dan Pulau Wire. Kawasan darat wilayah ini merupakan hutan kering dimana hampir seluruh pesisir pantainya ditumbuhi pohon bakau.
Apa fauna yang hidup di sini? Ada beragam hewan khas yaitu: komodo, biawak timor, ayam hutan, musang, kera, landak, rusa timor, kuskus, buaya, elang, bluwok, bangau putih, burung nuri, tekukur, burung wontong atau burung gosong, dan kelelawar bangau hitam, dan burung perkici dada kuning.
Di bawah lautnya Anda akan menemukan mawar laut melambai-lambai memesona. Apa yang Anda nanti lihat itu sebenarnya merupakan kumpulan telur kelinci laut raksasa yang terikat oleh lendir dan membentuk rumbaian berwarna merah menyala.
Comments
Post a Comment